NUTRISI SEBAGAI TERAPI | Syoretta's Blog

Senin, 18 September 2017

NUTRISI SEBAGAI TERAPI


BAB I 
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Nutrisi sangat penting bagi tubuh kita, ibarat sebuah bangunan, maka nutrisi itu adalah pondasi. Tanpa pondasi yang kuat maka tubuh kita akan rapuh. Nutrisi didapat dari apa yang kita makan, jika makanan yang kita makan itu makanan baik, mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh secara lengkap maka tubuh kita tidak akan kekurangan nutrisi, dan secara otomatis kekebalan tubuh kita akan sangat baik. Banyak penyakit disebabkan oleh pola makan atau makanan yang buruk, seperti mengkonsumsi makanan cepat saji ( junk food).
Kadar lemak dan kalori dalam makanan cepat saji sangat banyak. Sehingga ketika kita mengkonsumsinya kita akan menjadi kelebihan berat badan. Menurut BBC News, 73% orang amerika menderita kegemukan dan kurang sehat, sedangkan di Indonesia sendiri, jumlah orang kegemukan adalah 35% dari 240 juta penduduk. Beberapa fakta yang bersumber dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa 70% kematian di dunia disebabkan oleh diabetes, kanker, serangan jantung, dan stroke. WHO juga menyebutkan bahwa 50% kematian yang disebutkan sebelumnya berhubungan erat dengan pola makan buruk dankekurangan nutrisi dan 70% kunjungan ke dokter ternyata juga berhubungan erat dengan pola makan buruk dan kekurangan nutrisi. Akibatnya, muncul gejala/keluhan yang kita rasakan sebagai penyakit.
Terapi nutrisi mambantu tubuhmenyingkirkan sel yang rusak dan menggantinya dengan sel baru yang lebih sehat dan lebih kuat sehingga kesehatan meningkat. Seringkali kita kesulitan mendapatkan makanan yang sehat dan kesulitan mengkombinasikan berbagai jenis bahan makanan untuk mendapatkan formulasi makanan berkualitas tinggi yang memiliki kandungan semua nutrisi yang diperlukan tubuh secara lengkap dan seimbang. Dengan terapi nutrisi, kita akan lebih mudah memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh tanpa perlu repot mengkombinasi berbagai jenis bahan makanan.

B.  Rumusan masalah

1.    Apa pengertian nutrisi?
2.  Apa pengertian terapi nutrisi?
3.  Jelaskan apa saja jenis-jenis terapi?
4.  Jelaskan apa saja tipe pasien yang memerlukan terapi nutrisi?
5.  Jelaskan tujuan nutrisi sebagai terapi?
6.  Bagaimana contoh kasus terapi nutrisi?  

C.  Tujuan

1.    Untuk mengetahui pengertian nutrisi.
2.  Untuk mengetahui pengertian terapi nutrisi.
3.  Untuk mengetahui jenis-jenis terapi nutrisi.
4.  Untuk mengetahui tipe pasien yang memerlukan terapi nutrisi.
5.  Untuk mengetahui tujuan nutrisi sebagai terapi.
6.  Untuk mengetahui contoh kasus terapi nutrisi.




 BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Nutrisi

Nutrisi  adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ dan jaringan tubuh (Rock CL, 2004).
Nutrisi adalah proses mengambil makanan darinya untuk pertumbuhan dan perbaikan dan digunakan untuk mempertahankan kesehatan ( Barbara R. Hegner ).
Nutrisi adalah ikatan kimia yang yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur  proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000). 
Terapi berasal dari bahasa inggris yang asal katanya adalah Therapy yang artinya pengobatan. Sedangkan menurut bahasa arab, terapi sepadan dengan syafaa-syafii-syafiian yang berarti pengobatan-mengobati-menyembuhkan. Kemudian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terapi berarti usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan penyakit, perawatan penyakit.
Terapi nutrisi adalah terapi yang diberikan kepada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi. Dengan kata lain dapat diartikan terapi nutrisi adalah sebuah program terapi yang dirancang dengan menggunakan makanan berkualitas tinggi yang memiliki kandungan lengkap semua nutrisi yang diperlukan tubuh, bebas zat toksin, yang mampu diserap tubuh sampai ke tingkat sel, sehingga tubuh memiliki sel-sel yang sehat dan kuat.

B.  Jenis-Jenis Nutrisi Sebagai Terapi

Terdapat tiga pilihan dalam pemberian nutrisi diet oral, nutrisi enteral dan nutrisi parenteral.
1.    Feeding oral /Diet Oral
Feeding oral atau pemberian makan melalui oral adalah memasukan sejumlah nutrisi melalui mulut. Beberapa klien perlu diberikan ekstra motivasi agar mau memakan makanan mereka. Bukan hanya untuk mendapatkan nutrisi secara optimal, namun klien juga akan mendapatkan manfaat kepuasan fisik dan psikologis yang bisa didapatkan melalui nutrisi yang adekuat.
Dalam pemberian makanan melalui mulut/oral ini, perawat harus memperhatikan beberapa hal, seperti makanan apa yang disukai klien, apakah suapan terlalu banyak, apakah waktu pemberian makanan terlalu cepat, dan lain sebagainya, sehingga nutrisi yang diasup oleh klien pun akan adekuat.
2.  Pemberian makan perselang (Enteral)
Bila pasien tidak dapat memenuhi kecukupan nutrisi secara oral maka perlu dilakukan pemberian nutrisi dengan cara lain. Pemberian makan lewat sonde yang juga disebut nutrisi enteral atau pemberian makan dengan selang perlu dilakukan.
Nutrisi enteral meliputi pemberian nutrisi lewat sonde dan memerlukan saluran gastrointestinal yang masih berfungsi dengan usus halus dan masih berfungsi sepanjang sedikitnya 30 cm dan katup ileosekal yang utuh(skipper et al, 1993). Sumber-sumber nutrisi berkisar mulai dari makanan yang diblender hingga formula komersial.
Nutrisi enteral diindikasikan pada pasien yang tidak dapat makan yang disebabkan oleh obstruksi mekanik atau anoreksia yang lama, tidak dapat makan secara oral karena efek samping terapi misalnya odynophagia, mukositis, asofagitis, dan lain-lainnya. Pemberian formula yang diberikan harus mempertimbangkan fungsi saluran cerna, penyakit yang mmendasari serta status metabolism. Pemberian nutrisi enteral dapat dilakukan secara bolus, intermiten, atau kontinyu. Nutrisi enteral berguna untuk menormalkan fungsi usus, lebih murah, kurang invasif dan kurang beresiko dibandingkan nutrisi perenteral.
3.  Nutrisi Parenteral
Pemberian nutrisi parenteral (NP) adalah merupakan bentuk dukungan nutrisi yang khusus yaitu pemberian nutrien melalui intravena. Walaupun NP dapat mencegah malnutrisi secara efektif pada klien yang tidak dapat makan melalui rute enteral.
Larutan NP disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi yang spesifik dan larutan yang khas meliputi dektrosa 12%-25% asam amino, 3%-6% dan memiliki tambahan emulsi lemak.
Nutrisi parenteral juga diperlukan untuk pasien yang saluran cernanya tidak dapat mentolerir makanan akibat mual, muntah yang hebat dan malapsorbsi. Pada pasien yang mendapat nutrisi parenteral perlu dimonitor dengan baik untuk meminimalkan komplikasi yang terjadi. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi antara lain: kelebihan cairan, hiperglikemia, gangguan keseimbangan elektrolit dan juga terjadinya infeksi.

C.  Tipe Pasien  Yang Memerlukan Dukungan Nutrisi Sebagai Terapi.

Tipe-tipe pasien  yang memerlukan dukungan nutrisi adalah sebagai berikut;
1.    Pasien-pasien pra-bedah yang akibat penyakitnya mengalami kekurangan gizi, pasien-pasien  ini mencangkup pasien yang akan menjalani operasi traktus gastrointestinalis, khususnya pada oesofagus dan lambung.
2.  Pasien-pasien pasca-bedah yang mengalami komplikasi sehingga untuk sementara waktu setelah operasi tidak dapat makan – misalnya pasien-pasien ileus.
3.  Para penderita penyakit pada traktus gastrointestinalis, seperti penyakit infeksi atau fistula pada usus yang memerlukan istirahat usus.
4.  Pasien-pasien yang mengalami sepsis, luka bakar atau trauma berat sehingga memerlukan perawatan di unit perawatan intensif.
5.  Pasien-pasien yang menderita gangguan neurologis seperti pasien stroke, atau pasien yang baru menjalani operasi saraf dan mengalami gangguan tingkat kesadarannya.
6.  Pasien-pasien kanker yang tidak dapat makan dan mengalami penurunan selera makan akibat tindakan radioterapi ataupun pemberian obat-obat sitotoksik.
Pasien-pasien di atas dapat diberi makan melalui dua cara, yaitu: nutrisi enteral dan nutrisi parenteral

D.  Tujuan Nutrisi Sebagai Terapi

Bertujuan untuk sebagai berikut;
1.    Memperoleh nutrisi yang optimal.
2.    Memberikan kepuasaan fisik dan psikologis yang dihubungkan dengan makan.
3.    Meningkatkan berat badan.
4.    Meningkatkan control diri dengan mampu melakukan aktivitas harian secara mandiri.

E.  Contoh Kasus

Contoh-contoh kasus yang mendapatkan nutrisi enteral dan parenteral:
1.     Kasus Parenteral
Seorang laki-laki umur 30 tahun menderita pankreatis disertai ileus paralitik. Tinggi badan 160 cm dengan taksiran gizi sedang. Suhu 38° C. turgor kurang, amylase dan lipase meningkat.
Perumusan masalah dan diagnosis
-         Dehidrasi
-         Ileus paralitik
-         Pancreatitis akut
Rancangan kubutuhan terapi holistic rehidrasi
-         Puasa total
-         Nutrisi parenteral total
-         Antibiotic kalsium
Komunikasi dan edukasi pada pasien dan keluarganya
Rencana nutrisi
a.   Menentukan BB ideal bila tidak dapat ditimbang
Berat badan ideal = ( 160-100 ) – 10% ( 160-100 ) x 1kg = 50 Kg
b.   Beberapa jam pertama
-         Rehidrasi  NaCL 0,9%
-          Dekstrosa 10% atau 5%
Diberikan dengan three way setelah rehidrasi
Kalori = 40Kkal x 50 = 2000 Kkal
Karbohidrat = 70% total kalori = 1400 Kkal
Lipid 30% total kalori = 600 Kkal
Asam amino 1gr/kg BB = 50 g
Cairan = 2,5 liter
Natrium = 100 mEq
Kalium = 40 mEq
Pelaksanaan; Kebutuhan tersebut dapat dicapai melalui vena perifer sebagai berikut.
Dapat dilaksanakan dengan vena perifer melalui system three way atau dengan 2 jalur infuse.




 BAB III
PENUTUP


A.  Kesimpulan

Terapi nutrisi adalah terapi yang diberikan kepada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi. Terdapat tiga pilihan dalam pemberian nutrisi diet oral, nutrisi enteral dan nutrisi parenteral. Tipe-tipe pasien yang memerlukan dukungan nutrisi sebagai terapi yaitu, pasien pra-bedah, pasien pasca-bedah, pasien penderita penyakit pada traktus gastrointestinalis, pasien yang mengalami sepsis, luka bakar atau trauma berat, pasien yang menderita gangguan neurologis seperti pasien stroke, dan pasien kanker. Dan, nutrisi sebagai terapi memiliki beberapa tujuan, salah satunya adalah, Memberikan kepuasaan fisik dan psikologis yang dihubungkan dengan makan.

B.  Saran

Diharapkan agar membiasakan untuk selalu hidup bersih dan sehat, serta selalu memeriksa kesehatan seraca berkala dan selalu mengkonsumsi makananan dengan gizi seimbang.


Semoga bermanfaat^^ 
loading...

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
Syoretta's Blog Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template