VIRUS ZIKA | Syoretta's Blog

Senin, 18 September 2017

VIRUS ZIKA

BAB I
PENDAHULUAN

 1         Latar Belakang

Belakangan ini penyakit Zika begitu marak dibicarakan dan begitu booming diberbagai pemberitaan. Nyamuk Aedes disebut-sebut sebagai salah satu penyebab virus ini bisa menyebar antara satu penderita ke penderita lainnya. Sebagaimana dikutip dari Wikipedia, menjelaskan bahwa virus Zika adalah sejenis virus yang berasal dari family flaviviridae dan genus flavivirus yang mana, dua jenis virus ini berasa dari nyamuk jenis Aedes.
Virus Zika yang telah menginfeksi manusia akan dapat menimbulkan beberapa gangguan pada tubuhnya. Beberapa gangguan yang mungkin dinampakan diantaranya adalah demam, mata merah (konjungtivitis), nyeri dibagian persendian dan juga ruam dibagian kulit. Jika dilihat sekilas, dampak dari virus Zika, cenderung lebih mirip dengan penyakit dengue dan chikungunga, serta masa berlangsungnya bisa terjadi dalam beberapa hari bahkan satu minggu.
Nah, kondisi inilah yang pada umumnya akan membuat si penderita yang terinfeksi virus Zika mengalami kondisi yang cukup mengkhawatirkan. Betapa tidak, beberapa dampak atau resiko yang dirasakan seperti halnya demam, nyeri sendi dan resiko lain, akan tentu saja membuat si penderita tidak mampu menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Terutama, bila terjadi pada anak-anak, kondisi seperti ini tentu saja akan membuat setiap orangtua merasa khawatir dan terus-terusan dihantui dengan perasaan yang tidak tenang akan kesehatan si buah hatinya. Untuk itulah, mewaspadai segala macam ancaman penyakit adalah perioritas paling penting dalam menjaga agar tubuh tetap sehat.

2       Rumusan Masalah

A.  Apa yang dimaksud dengan virus zika ?
B.  Apa yang menyebabkan virus zika ?
C.  Bagaimana gejala infeksi virus zika ?
D.  Bagaimana cara mencegah terjadinya virus zika ?
E.  Bagaimana cara mengobati virus zika ?
F.  Bagaimana diagnosis virus zika ?
G.  Bagiamana penyakit zika pada wanita hamil ?
H. Bagaimana efek serius virus zika terhadap wanita hamil?

3       Tujuan Penulisan

a)  Untuk mengetahui pengertian virus zika.
b)  Untuk mengetahui penyebab virus zika.
c)  Untuk mengetahui gejala infeksi virus zika.
d)  Untuk mengetaui cara mencegah terjadinya virus zika.
e)  Untuk mengetahui cara mengobati virus zika.
f)  Untuk mengetahui diagnosis virus zika.
g)  Untuk mengetahui penyakit zika pada wanita hamil.
h)  Untuk mengetahui efek serius virus zika terhadap wanita hamil.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Virus Zika

Virus Zika (ZIKV) merupakan sejenis virus dari keluarga flaviviridae dan genus flavivirus yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Virus ini dapat menyebabkan sakit yang ringan kepada manusia yang dikenal sebagai demam Zika atau penyakit Zika. Penyakit Zika sendiri mulai diketahui terjadi di daerah khatulistiwa Afrika dan Asia sejak 1950-an. Kesakitan tersebut adalah satu bentuk penyakit ringan dari demam dengue, dimana sesorang yang terjangkit dirawat melalui istirahat dan tidak bisa dicegah melalui obat-obatan atau vaksin.Penyakit Zika memiliki kaitan dengan demam kuning dan virus Nil Barat yang dibawa oleh flavivirus bawaan artropoda yang lain.
Pada 2014, virus ini menyebar ke timur melintasi Samudra Pasifik ke Polinesia Perancis, kemudian ke Pulau Paskah dan pada tahun 2015, ia menyebar ke Amerika Tengah, Karibia, dan kini ia menyebar ke Amerika Selatan sebagai satu wabah besar. Pada Januari 2016, Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat mengeluarkan panduan perjalanan untuk negara-negara tejangkit wabah, termasuk panduan langkah pencegahan yang dipertingkatkan dan pertimbangan untuk menunda kehamilan bagi wanita. Menurut laporan, transmisi virus Zika pada janin dapat menyebabkan mikrosefalus pada bayi yang baru lahir. Badan-badan kesehatan dan pemerintah lain juga mengeluarkan peringatan yang serupa, sedangkan negara-negara seperti Kolombia, Ekuador, El Salvador, dan Jamaika, menasihati wanita untuk menunda kehamilan sehingga risiko tentang virus tersebut dapat lebih diketahui.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menilai penyakit yang terkait dengan virus Zika di Amerika Latin pada akhir tahun 2015 hingga Januari 2016 telah menimbulkan keadaan darurat kesehatan bagi masyarakat. Oleh sebab itu, WHO mengumumkan Status Darurat Kesehatan Internasional.

2.2   Penyebab Virus Zika

        Penyebab peyakit Zika (Zika disease) ataupun demam Zika (Zika fever) pada dasarnya adalah virus Zika itu sendiri. Virus jenis ini akan dapat disebarkan kepada manusia oleh nyamuk berspesies Aedes yang terinfeksi dengan jenis virus serupa. Nyamuk ini akan menjadi terinfeksi setelah si nyamuk mengigit penderita yang menderita atau telah terinfeksi dengan virus yang sama.
Pada konsepnya, setelah si nyamuk menggit si penderita, maka ia akan bisa sangat aktif di siang hari dan hidup serta berkembang biak di dalam ataupun di luar ruangan yang jaraknya dekat dengan manusia. Sama halnya dengan penyebaran virus lain, nyamuk yang terinfeksi virus Zika lebih cenderung menempati daerah-daerah atau tempat-tempat yang terdapat genangan air dan bersuhu lembab.
Meskipun kasus ini jarang terjadi, akan tetapi rupanya bahaya virus ini bisa berdampak besar untuk si penderita, terutama wanita yang sedang hamil. Pada kasus tertentu, virus Zika dapat ditransmisikan dari seorang ibu ke bayi dalam kandungannya.
Dengan demikian, virus ini akan berkemungkinan dapat ditularkan dari si ibu hamil kepada janin yang dikandungnya. Bukan hanya itu, resiko lain yang juga bisa menyerang si bayi bila tidak terjadi dalam kandungan adalah virus yang satu ini dapat ditularkan pada saat proses persalinan. Dengan kata lain, kemungkinan lain yang juga bisa terjadi adalah ketika persalinan seorang ibu hamil yang terinfeksi virus yang satu ini akan berkemungkinan menularkan virusnya terhadap bayi yang baru dilahirkannya.
Hingga sampai saat ini, kasus penularan virus Zika melalui proses menyusui belum ditemukan, sehingga demikian, para ahli masih terus menganjurkan ibu yang terinfeksi dengan virus Zika untuk tetap menyusui bayi mereka.

2.3   Gejala Infeksi Virus Zika

        Beberapa pakar melihat adanya banyak kesamaan gejala antara demam berdarah dengan demam Zika. Keduanya sama-sama diawali dengan demam yang naik turun serta rasa linu hebat pada persendian dan tulang. Kadang juga disertai mual, pusing, rasa tidak nyaman di perut dan disertai rasa lemah dan lesu yang hebat. Beberapa kesamaan sebagai gejala awal membuat penyakit ini diidentifikasi secara keliru dengan penyakit demam berdarah. Namun sebenarnya terdapat beberapa gejala khas yang bisa membedakan keluhan infeksi Zika
Virus dengan penyakit demam berdarah, beberapa tanda khusus tersebut antara lain:
Demam cenderung tidak terlalu tinggi, kadang maksimal hanya pada suhu 38 derajat celcius. Cenderung naik turun sebagaimana gejala demam berdarah, tetapi tidak terlalu tinggi. Muncul beberapa ruam pada kulit yang berbentuk makulapapular atau ruam melebar dengan benjolan tipis yang timbul. Terkadang ruam meluas dan membentuk semacam ruam merah tua dan kecoklatan yang mendatar dan menonjol.
Muncul rasa nyeri pada sendi dan otot, kadang disertai lebam dan bengkak pada sendi dan otot seperti terbentur dan keseleo ringan. Kerap muncul keluhan infeksi mata menyerupai konjungtivitas dengan mata kemerahan. Kadang warna sangat kuat pada bagian dalam kelopak sebagai tanda munculnya ruam pada bagian dalam kelopak mata.


2.4   Pencegahan Virus Zika

Mencegah dari gigitan nyamuk yang di dalam tubuhnya mengandung virus Zika adalah cara menghindari infeksi virus ini. Salah satu langkahnya dengan mengurangi sumber kembang biak nyamuk serta mengurangi kontak dengan hewan ini. Bisa dengan menggunakan obat nyamuk, pakaian yang melindungi sebagian besar tubuh dan sebaiknya berwarna terang, tidur menggunakan kelambu. Membersihkan ember, pot bunga, bak, serta tempat-tempat lain yang berpotensi jadi tempat hidup nyamuk berperan besar mengurangi risiko terinfeksi. Bagi mereka yang belum bisa menjaga dirinya sendiri, seperti anak-anak, orang sakit dan lansia berikan perhatian khusus.
Dalam kaitannya memberantas zika ini, kami mencoba mengulas virus ini yang belum ditemukan penawarnya. Semoga dengan artikel asal mula serta gejala, bahaya dan pencegahan virus zika ini menambah pengetahuan anda. Mari kita sama sama untuk menghindari keluarga tercinta kita dari serangan virus ini dengan tetap menjaga kebersihan dan waspada akan keberadaan nyamuk.
Mencegah gigitan nyamuk adalah salah satu tindakan pencegahan awal yang bisa membantu Anda terhindar dari infeksi virus Zika. Beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan saat berada di daerah yang terjangkit virus Zika, antara lain:
a.  Memastikan tempat yang Anda tinggali memiliki pendingin ruangan atau setidaknya memiliki tirai pintu dan jendela yang dapat mencegah nyamuk masuk ke ruangan.
b.  Gunakan kelambu pada tempat tidur jika area yang Anda kunjungi tidak memiliki hal di atas.
c.   Gunakan baju dan celana berlengan panjangGunakan bahan penolak serangga yang terdaftar pada badan perlindungan lingkungan atau environmental protection agency (EPA), sesuai dengan instruksi yang tertera pada kemasan. Instruksi yang terlampir akan memberikan informasi mengenai pengaplikasian ulang, area pengaplikasian yang diperbolehkan, waktu dan durasi pengaplikasian.
d.  Bayi yang berusia di bawah dua bulan tidak diperkenankan menggunakan bahan penolak serangga ini sehingga Anda harus memastikan agar pakaian bayi dapat melindunginya dari gigitan nyamuk.
e.  Gunakan juga kelambu pada tempat tidur bayi, kereta dorong bayi, dan gendongan atau alat pengangkut bayi lainnya.
f.    Perhatikan area tubuh anak yang berusia lebih dewasa saat mengaplikasikan bahan penolak serangga. Hindari area tubuh yang terluka atau sedang mengalami iritasi, area mata, mulut, dan tangan.
g.  Pilihlah perawatan, pencucian, atau pemakaian pakaian serta peralatan yang menggunakan bahan dengan kandungan permethrin. Pelajari informasi produk dan instruksi penggunaan mengenai perlindungan yang diberikan. Hindari menggunakan produk ini pada kulit.
h.  Pelajari juga informasi mengenai daerah yang akan Anda kunjungi, seperti fasilitas kesehatan dan area luar ruangan terbuka sebelum waktu keberangkatan tiba, khususnya area yang terjangkit virus Zika.
i.    Lakukan tes virus Zika sekembalinya Anda, khususnya perempuan hamil, dari daerah penyebaran virus Zika.

2.5  Pengobatan Virus Zika

Meski terbilang virus yang telah ditemukan sejak lama, akan tetapi hingga sampai saat ini belum ada obat-obatan yang dapat menyembuhkan dengan total atau pengobatan yang ditujukan untuk dapat membunuh virus jenis ini. Pengobatan yang dilakukan tim medis ketika si penderita dibawa ke dokter atau ke rumah sakit, saat ini hanya difokuskan untuk dapat mengurangi gejala yang dirasakan oleh si pasien, sehingga si pasien bisa merasa lebih baik.
Adapun pengobatan yang biasanya diberikan oleh dokter pada si penderita adalah berupa cairan untuk mencegah timbulya dehidrasi obat pereda rasa sakit, obat untuk meredakan demam dan obat untuk meredakan sakit kepala yang dirasakan. Selain itu, pada umumnya si penderita atau pasien akan diminta untuk beristirahat secara cukup. Pemberian aspirin dan obat anti peradangan biasanya akan diberikan dalam rangka menghindari pasien sebelum terkena dengue.
Sementara itu, bagi pasien yang terlanjur terinfeksi dengan virus jenis ini, diharapkan untuk menghindari gigitan nyamuk selama terjangkit dengan vrus Zika yang dapat bertahan lama didalam darah si pasien yang dapat menyebar pada oranglain yang sehat melalui gigitan nyamuk.
Untuk itulah bagi pendetia atau pasien yang terinfeksi dengan penyakit ini, mereka akan dianjurkan untuk selalu waspada dan menjaga diri mereka untuk terhindari dari gigitan nyamuk. Seperti halnya mengenakan pakaian yang tertutup atau melindungi dirinya dengan lotion anti nyamuk atau bahkan mengisolasi diri dalam ruangan yang sudah diberikan anti nyamuk.
Meskipun terdengar berat, akan tetapi guna menghindari paparan atau penyebaran penyakti yang lebih parah, maka hal ini sebaiknya dijalankan oleh si penderita yang telah terlanjur terinfeksi virus Zika.

2.6   Diagnosis Virus Zika

Melihat dari gejala yang menyerupai banyak penyakit lain, pemeriksaan terhadap rute perjalanan yang pernah dilakukan oleh pasien, khususnya ke area-area yang memiliki kasus infeksi virus Zika dapat membantu mempersempit diagnosis. Dokter mungkin akan menanyakan area, waktu, dan aktivitas saat melakukan kunjungan ke daerah tersebut.
Dokter dapat melakukan tes darah untuk mendeteksi asam nukleat virus, mengisolasi virus, atau uji serologis. Selain melalui pengambilan darah yang biasanya dilakukan pada 1-3 hari setelah gejala muncul, urine dan air liur juga dapat menjadi bahan uji pada hari ketiga hingga hari kelima.

2.7   Penyakit Zika Pada Wanita Hamil

        Infeksi virus Zika pada ibu hamil tetap menjadi perhatian khusus. Hal ini disebabkan karena ditemukannya peningkatan kasus kelainan bawaan berupa mikrosefali (cacat pertumbuhan otak) yang terjadi pada bayi baru lahir dan ibu yang terinfeksi virus Zika pada saat hamil.
mikrosefali merupakan kelainan bawaan yang terjadi dimana si bayi terlahir dengan ukuran kepala yang leih kecil dibandingkan dengan ukuran pada umumnya. Dalam kasus ini, ukuran kepala si bayi tidak proporsional dengan ukuran tubuhnya. Adapun penyebab atau latar belakang dari hal ini dikarenakan oleh adanya kelainan perkembangan otak bayi sejak dalam kandungan.
Dalam hal ini, sebelum virus Zika menyerang, mikrosefali pada umumnya disebabkan dan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti down syndrome, konsumsi alkohol, paparan obat yang dikonsumsi ibu selama masa kehamilan dan infeksi rubella (campak jerman) selama masa kehamilan.
Mengingat resiko dari virus ini yang begitu besar, maka mungkin inilah salah satu hal atau faktor yang membuat sebagian negara sampai menerapkan panduan atau anjuran pada warga wanita untuk menunda kehamilannya.

2.8   Efek Serius Virus Zika terhadap Wanita Hamil

Menurut laman resmi Depkes RI dikatakan bahaya terbesar dari serangan Zika Virus justru muncul pada ibu hamil, karena ibu hamil yang positif memiliki virus tersebut kemungkinan bisa menularkan virus tersebut pada janin dalam kandungannya. Dan Zika Virus akan menyerang jaringan otot dan sistem saraf termasuk sistem saraf pusat di otak dari janin.
Menurut laman itu juga dikatakan hubungan infeksi virus Zika pada ibu hamil dengan kejadian cacat mikrosefalus (ukuran otak yang kecil) pada bayi yang dilahirkan belum terbukti secara ilmiah, namun bukti ke arah itu semakin kuat.
Dalam temuan di Brazil yang diketahui sebagai salah satu kota di Amerika Latin dengan kasus Zika Virus yang tinggi pada tahun 2015, terjadi peningkatan signifikan kasus bayi yang lahir dengan cacat mikrosefalus.
Berdasarkan data pada tahun 2015, di Brazil secara keseluruhan ditemukan kasus Zika hingga ribuan temuan dengan 500 lebih kasus diderita oleh ibu hamil pada bulan desember lalu. Dan dari angka tersebut ditemukan 150 kasus ibu hamil yang akhirnya melahirkan bayi dengan mikrosefalus. Menurut pemberitaan CNN secara total diperkirakan ada peningkatan bayi dengan mikrosefalus hingga 4000-an kasus sepanjang tahun 2015 hingga Januari 2016 ini.




BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan

Infeksi virus Zika terjadi melalui perantara gigitan nyamuk Aedes, terutama spesies Aedes aegypti. Penyakit yang disebabkannya dinamakan sebagai Zika, penyakit Zika (Zika disease) ataupun demam Zika (Zika fever). Gejala yang paling umum dari penyakit virus Zika adalah demam, ruam, nyeri sendi, dan konjungtivitis (mata merah). Penyakit ringan biasanya memiliki gejala yang berlangsung dari beberapa hari sampai satu minggu.
Virus Zika yang telah menginfeksi manusia dapat menimbulkan beberapa gejala, seperti demam, nyeri sendi, konjungtivitis (mata merah), dan ruam. Gejala-gejala penyakit Zika dapat menyerupai gejala penyakit dengue dan chikungunya, serta dapat berlangsung beberapa hari hingga satu minggu.
Beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan saat berada di daerah yang terjangkit virus Zika, antara lain :

Melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M Plus (menguras dan menutup tempat penampungan air, serta memanfaatkan atau melakukan daur ulang barang bekas,
ditambah dengan melakukan kegiatan pencegahan lain seperti menabur bubuk larvasida,
menggunakan kelambu saat tidur, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, dll)

Meningkatkan daya tahan tubuh melalui perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti
diet seimbang, melakukan aktifitas fisik secara rutin, dll.
Jika terinfeksi virus Zika, maka lakukan hal-hal sebagai berikut :
·                Istirahat cukup
·                Konsumsi cukup air untuk mencegah dehidrasi
·                Minum obat-obatan yang dapat mengurangi demam atau nyeri
·                Jangan mengkonsumsi aspirin atau obat-obatan NSAID (non stereoid anti inflmation) lainnya.

3.2   Saran

A.  Setiap individu sebaiknya mengerti dan memahami bahaya dari penyakit virus zika, sehingga setiap individu bisa lebih merasa khawatir dan mampu menjaga diri dan lingkungannya dari kemungkinan terserangnya virus zika.
B.  Perlunya digalakkan Gerakan 3 M plus, tidak hanya bila terjadi wabah tetapi harus dijadikan gerakan nasional melalui pendekatan masyarakat.
C.  Early Wearning Outbreak Recognition System (EWORS) perlu dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna.
D.  Segenap pihak yang terkait dapat bekerja sama untuk mencegah menyebarnya virus zika.



Semoga bermanfaat^^ 
loading...

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
Syoretta's Blog Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template