RABIES | Syoretta's Blog

Senin, 18 September 2017

RABIES

RABIES

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Mikrobiologi dan Parasitologi




Disusun oleh :
FEBRIANTO
FITRIYAH
HAWINEYNI SYORETTA
MARSELINO K. MARBUN L.B




POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN PALANGKA RAYA
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA





 BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

Rabies adalah infeksi virus akut yang menyerang sistem saraf pusat (SSP)manusia dan mamalia dengan mortalitas 100%. Penyebabnya adalah virus rabies yang termasuk genus Lyssa virus, famili Rhabdoviridae, Virus rabies terdapat dalam air liur hewan yang terinfeksi. Hewan ini menularkan infeksi kepada hewanlainnya atu manusia melalui gigitan dan kadang melalui jilatan. Banyak hewan yang bisa menularkan rabies kepada manusia. Yang paling sering menjadi sumber dari rabies adalah anjing, hewan lainnya yang juga bisa menjadi sumber penularan rabies adalah kucing, kelelawar, rakun, sigung, rubah. Penyakit rabies mempunyai gejala patognomik takut air (hydrophobia), takut sinar matahari ( photophobia), takut suara, dan takut udara (aerophobia). Gejala tersebut disertai dengan air mata berlebihan (hiperlakrimasi), air liur berlebihan (hipersalivasi), timbul kejang bilaada rangsangan, kemudian lumpuh dan terdapat tanda bekas gigitan hewan penular rabies.
Menurut laporan Departemen Kesehatan Republik Indonesia di Indonesia, kasus gigitan rabies ke Indonesia mencapai jumlah 20.926 kasus gigitan per tahun pada tahun 2010 yang terlaporkankepada Dinas-Dinas Kesehatan di seluruh Kabupaten di Indonesia.

1.1. RUMUSAN MASALAH

A. Apekah pengertian rabies?
B. Apa virus penyebab rabies?
C. Cara mengobati jika digigit anjing yang terkena rabies?
D. Apa gejala yang di alami penderita rabies?


1.2.     TUJUAN PENULISAN

      a)   Untuk mengetahui sejarah penyakit rabies
      b)   Untuk mengetahui pengertian penyakit rabies
      c)  Untuk mengetahui penyebab virus rabies
      e)    Untuk mengetahui tanda-tanda rabies manusia
      f)   Untuk mengetahui diagnosinya
      g)     Untuk mengetahui penanganan penyakit rabies




BAB II
PEMBAHASAN

A. SEJARAH RABIES
Sejarah Penyakit Rabies - Rabies bukanlah penyakit baru dalam sejarah perabadan manusia.  Catatan tertulis mengenai perilaku anjing yang tiba-tiba menjadi buas ditemukan pada Kode Mesopotamia yang ditulis 4000 tahun lalu serta pada Kode Babilonia Eshunna yang ditulis pada 2300 SM. Democritus pada 500 SM juga menuliskan karakteristik gejala penyakit yang menyerupai rabies. Aristotle, pada 400 SM, menulis di Natural History of Animals edisi 8, bab 22 “ .... anjing itu menjadi gila. Hal ini menyebabkan mereka menjadi agresif dan semua binatang yang digigitnya juga mengalami sakit yang sama.
Hippocrates, Plutarch, Xenophon, Epimarcus, Virgil, Horace, dan Ovid adalah orang-orang yang pernah menyinggung karakteristik rabies dalam tulisan-tulisannya.  Celsius, seorang dokter di zaman Romawi, mengasosiasikan hidrofobia (ketakutan terhadap air) dengan gigitan anjing, pada tahun 100 Masehi. Cardanus, seorang penulis zaman Romawi menjelaskan sifat infeksi yang ada di air liur anjing yang terkena rabies. Pada penulis Romawi zaman itu mendeskripsikan rabies sebagai racun, yang mana adalah kata Latin bagi virus.  Pliny dan Ovid adalah orang yang pertama menjelaskan penyebab lain dari rabies, yang saat itu disebut cacing lidah anjing (dog tongue worm).Untuk mencegah rabies di masa itu, permukaan lidah yang diduga mengandung "cacing" dipotong. Anggapan tersebut bertahan sampai abad 19, ketika akhirnya Louis Pasteur berhasil mendemonstrasikan penyebaran rabies dengan menumbuhkan jaringan otak yang terinfeksi pada tahun 1885  Goldwasser dan Kissling menemukan cara diagnosis rabies secara modern pada tahun 1958, yaitu dengan teknik antibodi imunofluoresens untuk menemukan antigen rabies pada jaringan.
                                                                                                            
B. PENGERTIAN RABIES

Rabies atau umumnya dikenal sebagai penyakit anjing gila adalah penyakit serius yang menyerang otak dan sistem saraf. Penyakit ini digolongkan sebagai penyakit mematikan yang harus ditangani dengan cepat.

C. PENYEBAB RABIES

Virus rabies berasal dari kelompok lyssaviruses dan menyerang mamalia. Semua hewan mamalia sebenarnya bisa membawa atau menularkan virus ini (termasuk mamalia ternak seperti kambing, sapi, dan kuda). Namun yang paling umum adalah anjing, kucing, monyet, kelelawar, luwak, dan rubah. Di negara-negara berkembang, terutama di Afrika dan Asia (termasuk Indonesia), sebagian besar kasus rabies disebabkan oleh gigitan anjing. Sedangkan di Amerika Selatan, kelelawar kerap menjadi media utama.

Virus rabies yang menginfeksi hewan-hewan tersebut dapat menular pada manusia melalui gigitan, cakaran, jilatan, atau bahkan semburan air liur yang mengenai mata dan bekas luka pada kulit manusia. Terkait kasus penularan rabies dari manusia ke manusia, sejauh ini biasanya disebabkan oleh transplantasi atau pencangkokan organ. Namun kasus-kasus seperti itu jarang terjadi di Indonesia.
Setelah masuk ke tubuh, virus rabies akan memperbanyak diri dahulu sebelum menyebar  ke ujung saraf. Selanjutnya virus akan menuju saraf tulang belakang dan otak. Dari sistem saraf pusat inilah, virus rabies kemudian menyebar ke paru-paru, ginjal, kelenjar ludah, serta organ lainnya.
Seseorang yang tinggal di wilayah rawan rabies atau bepergian ke wilayah tersebut berisiko tinggi terjangkit rabies. Selain itu, orang yang sering berinteraksi dengan mamalia, seperti pengurus kebun binatang atau dokter hewan, orang yang suka mengeksplorasi alam liar (salah satunya adalah gua), dan ilmuwan yang meneliti virus rabies di laboratorium juga berpotensi tinggi terjangkit penyakit ini.
Sebaiknya segera periksakan diri ke dokter jika Anda khawatir terkena rabies setelah mengunjungi tempat-tempat yang masih rawan rabies.

D. GEJALA RABIES

Waktu yang dibutuhkan virus rabies untuk berinkubasi sangat bervariasi, namun biasanya antara dua minggu sampai tiga bulan. Pada kasus yang jarang terjadi, inkubasi virus terjadi hanya dalam waktu empat hari. Masa inkubasi adalah jarak waktu ketika virus pertama kali masuk ke tubuh sampai gejala muncul.
Setelah tergigit hewan berpenyakit rabies, virus akan berkembang biak di dalam tubuh inang. Selanjutnya virus-virus tersebut akan menuju ujung saraf dan berlanjut menuju saraf tulang belakang serta otak yang mana perkembangbiakan terjadi dengan sangat cepat. Setelah itu, virus rabies menyebar ke paru-paru, kelenjar air liur, hati, ginjal, dan organ-organ lainnya.
Gejala-gejala penyakit rabies pada manusia antara lain demam tinggi, rasa gatal di bagian yang terinfeksi, perubahan perilaku menjadi agresif, dan takut terhadap air atau hidrofobia. Sedangkan pada hewan, gejala hampir serupa dengan manusia, namun tanpa hidrofobia. Ketika gejala  penyakit rabies memasuki fase akhir, baik manusia atau hewan yang mengalaminya bisa mengalami kematian.

E. DIAGNOSIS RABIES

Hingga kini, belum ada tes yang dapat mendeteksi seseorang terinfeksi virus rabies ketika baru digigit. Rabies baru diketahui jika virus sudah selesai berinkubasi dan memulai terornya melalui gejala. Oleh sebab itu untuk menentukan terkena rabies atau tidaknya bagi seseorang, dokter hanya mengacu pada keterangan pasien. Dalam melakukan diagnosis, biasanya dokter akan bertanya apakah pasien telah mengunjungi tempat atau daerah yang rawan rabies dan apakah pasien telah digigit oleh hewan yang berpotensi membawa virus penyakit tersebut.

F. PENGOBATAN RABIES

Jika Anda telah digigit hewan yang berpotensi menularkan rabies, satu hal yang perlu dilakukan pertama kali adalah mencuci luka gigitan tersebut dengan sabun dan basuh dengan air bersih yang mengalir. Selanjutnya bersihkan luka dengan menggunakan antiseptik atau alkohol. Jangan tutupi luka menggunakan perban apa pun dan biarkan luka tetap terbuka. Setelah itu, segera ke rumah sakit atau klinik kesehatan terdekat untuk diperiksa lebih lanjut.
Jika rabies yang menjangkiti seseorang masih berada pada tahap awal atau sebelum gejala muncul,  dokter akan melakukan pengobatan yang disebut profilaksis pasca pajanan yang terbukti sangat efektif dalam menangkal gejala rabies. Melalui profilaksis pasca pajanan, dokter akan membersihkan bagian tubuh yang terinfeksi, serta memberikan serangkaian vaksinasi untuk mencegah virus menyebar ke otak dan sistem saraf. Pada sebagian kasus, dokter juga akan memberikan serum anti rabies.
Namun jika penderita terlambat mendapatkan penanganan dan gejala sudah muncul, maka maka pada fase ini biasanya dokter akan lebih berfokus pada upaya membuat pasien tetap tenang dan senyaman mungkin karena pasien menghadapi risiko kematian.

G. PEMBERIAN VAKSINASI RABIES

Penularan rabies dapat dicegah melalui vaksinasi. Vaksinasi secara berkala biasanya hanya diberikan kepada mereka yang dalam pekerjaannya sering berinteraksi dengan hewan sehingga berpotensi tinggi untuk terjangkit, contohnya dokter hewan dan pengurus kebun binatang.

H. KIAT MENGHINDARI RABIES

Menjaga diri sendiri dan keluarga dari penularan virus rabies sebenarnya tidak sulit. Ketika mengunjungi desa atau daerah pelosok yang belum terbebas dari rabies, usahakan Anda dan keluarga Anda tidak sembarangan menyentuh hewan liar. Ajarkan pada anak-anak Anda mengenai bahaya memiara hewan liar tersebut beserta alasannya.
Jika terdapat luka pada anak-anak Anda, tanyakan pada mereka dari mana luka tersebut berasal karena dikhawatirkan didapat dari gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi rabies. Didik anak-anak Anda agar paham bahwa gigitan hewan bisa berbahaya.




BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan

            Rabies atau umumnya dikenal sebagai penyakit anjing gila adalah penyakit serius yang menyerang otak dan sistem saraf. Penyakit ini digolongkan sebagai penyakit mematikan yang harus ditangani dengan cepat. Virus rabies berasal dari kelompok lyssaviruses dan menyerang mamalia. Jika Anda telah digigit hewan yang berpotensi menularkan rabies, satu hal yang perlu dilakukan pertama kali adalah mencuci luka gigitan tersebut dengan sabun dan basuh dengan air bersih yang mengalir. Selanjutnya bersihkan luka dengan menggunakan antiseptik atau alkohol. Jangan tutupi luka menggunakan perban apa pun dan biarkan luka tetap terbuka. Setelah itu, segera ke rumah sakit atau klinik kesehatan terdekat untuk diperiksa lebih lanjut. Gejala-gejala penyakit rabies pada manusia antara lain demam tinggi, rasa gatal di bagian yang terinfeksi, perubahan perilaku menjadi agresif, dan takut terhadap air atau hidrofobia.


Semoga bermanfaat^^ 
loading...

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
Syoretta's Blog Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template