PROMOSI KESEHATAN PHBS TEMPAT KERJA | Syoretta's Blog

Senin, 18 September 2017

PROMOSI KESEHATAN PHBS TEMPAT KERJA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian PHBS

a. Perilaku Sehat
Adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat.
b. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.

c. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

B.  Tujuan PHBS
    PHBS/Promosi Higiene merupakan pendekatan terencana untuk mencegah penyakit menular yang lain melalui pengadopsian perubahan perilaku oleh masyarakat luas. Dan dapat melakukan perubahan perilaku masyarakat untuk hidup berdasarkan PHBS.

C. Sasaran PHBS Tatanan Tempat Kerja
       Merupakan upaya memberdayakan para pekerja agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat kerja sehat. Penerapan PHBS di tempat kerja diperlukan untuk menjaga, memelihara dan mempertahankan kesehatan pekerja agar tetap sehat dan produktif. Manfaat PHBS di tempat kerja diantaranya masyarakat di sekitar tempat kerja menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit, serta lingkungan di sekitar tempat kerja menjadi lebih bersih, indah, dan sehat.
a. Sasaran primer
       Adalah sasaran utama dalam lingkungan tempat kerja yang akan dirubah perilakunya yaitu seluruh aspek yang ada dalam suatu perusahaan (karyawan dan pemilik perusahaan) yang bermasalah.
b. Sasaran sekunder
       Adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu yang bermasalah dalam lingkungan tempat kerja yaitu pemilik perusahaan, mitra kerja
c. Sasaran tersier
       Adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu dalam menunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS dalam lingkungan perusahaan, yaitu kepala desa, lurah, camat, kepala Puskesmas, tokoh masyarakat.
Indikator PHBS di tempat kerja antara lain :
Semua PHBS diharapkan dilakukan di tempat kerja. Namun demikian, tempat kerja telah masuk kategori Tempat Kerja Sehat, bila masyarakat pekerja di tempat kerja :
1.      Tidak merokok di tempat kerja
2.      Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja.
3.      Melakukan olahraga secara teratur/aktivitas fisik
4.      Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar dan buang air kecil
5.      Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja.
6.      Menggunakan air bersih.
7.      Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar.
8.      Membuang sampah pada tempatnya. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan.

D. Strategi Kegiatan PHBS
     Menyadari bahwa perilaku adalah sesuatu yang rumit. Perilaku tidak hanya menyangkut dimensi kultural yang berupa sistem nilai dan norma, melainkan juga dimensi ekonomi, yaitu hal-hal yang mendukung perilaku, maka promosi kesehatan dan PHBS diharapkan dapat melaksanakan strategi yang bersifat paripurna (komprehensif), khususnya dalam menciptakan perilaku baru.
     Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan telah menetapkan tiga strategi dasar promosi kesehatan dan PHBS yaitu :

1. Advokasi
     Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Pihak-pihak yang terkait ini bisa berupa tokoh masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu kebijakan pemerintahan dan penyandang dana pemerintah. Juga dapat berupa tokoh-tokoh masyarakat informal seperti tokoh agama, tokoh pengusaha, dan lain-lain yang umumnya dapat berperan sebagai penentu ”kebijakan” (tidak tertulis) dibidangnya dan atau sebagai penyandang dana non pemerintah. Perlu disadari bahwa komitmen dan dukungan yang diupayakan melalui advokasi jarang diperoleh dalam waktu singkat.
Pada diri sasaran advokasi umumnya berlangsung tahapan-tahapan, yaitu
a. mengetahui atau menyadari adanya masalah.
b. tertarik untuk ikut mengatasi masalah.
c.peduli terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan berbagai alternative pemecahan masalah.
d.sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif pemecahan masalah.
e. memutuskan tindak lanjut kesepakatan.
     Dengan demikian, maka advokasi harus dilakukan secara terencana, cermat, dan tepat.
Bahan-bahan advokasi harus disiapkan dengan matang, yaitu :
a. Sesuai minat dan perhatian sasaran advokasi
b. Memuat rumusan masalah dan alternatif pemecahan masalah
c. Memuat peran si sasaran dalam pemecahan masalah
d. Berdasarkan kepada fakta atau evidence-based
e. Dikemas secara menarik dan jelas
f. Sesuai dengan waktu yang tersedia.

Langkah-langkah Advokasi
1) Tentukan sasaran yang akan diadvokasi, baik sasaran primer, sekunder atau tersier
2) Siapkan informasi data kesehatan yang menyangkut PHBS di tatanan tempat kerja.
3) Tentukan kesepakatan dimana dan kapan dilakukan advokasi.
4) Lakukan advokasi dengan cara yang menarik dengan menggunakan teknik dan metoda yang tepat.
5) Simpulkan dan sepakati hasil advokasi.
6) Buat ringkasan eksekutif dan sebarluaskan kepada sasaran.

2. Binasuasana
     Binasuasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Seseorang akan terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial dimana pun ia berada (keluarga di rumah, orangorang yang menjadi panutan/idolanya, kelompok arisan, majelis agama, dan lain-lain, dan bahkan masyarakat umum) menyetujui atau mendukung perilaku tersebut. Oleh karena itu, untuk mendukung proses pemberdayaan masyarakat,khususnya dalam upaya meningkatkan para individu dari fase tahu ke fase mau, perlu dilakukan Bina Suasana. Terdapat tiga pendekatan dalam Bina Suasana, yaitu:
a. Pendekatan Individu
b. Pendekatan Kelompok
c. Pendekatan Masyarakat Umum

Langkah-langkah Pengembangan Bina Suasana :
1) Menganalisis dan mendesain metode dan teknik kegiatan bina suasana, seperti: demonstrasi, pelatihan, sosialisasi, orientasi.
2) Mengupayakan dukungan pimpinan, program, sektor terkait pada tiap tatanan dalam bentuk adanya komitmen, dan dukungan sumber daya.
3) Mengembangkan metoda dan teknik dan media yang telah diuji coba dan disempurnakan.
4) Membuat format penilaian dan menilai hasil kegiatan.

3. Gerakan Masyarakat
     Gerakan Masyarakat adalah proses pemberian informasi secara terus-menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice). Sasaran utama dari Gerakan Masayarakat adalah individu dan keluarga, serta kelompok masyarakat. Bilamana sasaran sudah akan berpindah dari mau ke mampu melaksanakan, boleh jadi akan terkendala oleh dimensi ekonomi. Dalam hal ini kepada yang bersangkutan dapat diberikan bantuan langsung, tetapi yang seringkali dipraktikkan adalah dengan mengajaknya ke dalam proses pengorganisasian masyarakat (community organisation) atau pembangunan masyarakat (community development). Untuk itu sejumlah individu yang telah mau, dihimpun dalam suatu kelompok untuk bekerjasama memecahkan kesulitan yang dihadapi. Tidak jarang kelompok ini pun masih juga memerlukan bantuan dari luar (misalnya dari pemerintah atau dari dermawan). Disinilah letak pentingnya sinkronisasi promosi kesehatan dan PHBS dengan program kesehatan yang didukungnya. Hal-hal yang akan diberikan kepada masyarakat oleh program kesehatan sebagaibantuan,hendaknya disampaikan pada fase ini, bukan sebelumnya. Bantuan itu hendaknya juga sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Langkah-langkah kegiatan gerakan masyarakat
1) Peningkatan pengetahuan masyarakat melalui berbagai kegiatan pembinaan.
2) Menganalisis dan mendisain metode dan teknik kegiatan pemberdaya seperti pelatihan, pengembangan media komunikasi untuk penyuluhan individu, kelompok dan massa, lomba, sarasehan dan lokakarya.
3) Mengupayakan dukungan pimpinan, program, sektor terkait pada tiap tatanan dalam bentuk komitmen dan sumber daya.
4) Mengembangkan metoda dan teknik serta media yang telah diujicoba dan disempurnakan.
5) Membuat format penilaian dan menilai hasil kegiatan bersama-sama dengan lintas program dan lintas sektor pada tatanan terkait.
6) Menyusun laporan serta menyajikannya dalam bentuk tertulis (ringkasan, eksekutif).

Semoga bermanfaat^^ 
loading...

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
Syoretta's Blog Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template